Etika Bisnis Syariah, FUNGSI ETIKA BISNIS DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN

 FUNGSI ETIKA BISNIS DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN




PENGERTIAN ETIKA

Etika (Yunani Kuno: “ethikos”,berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.

ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan padadilema etika dan moral.
Maka, ada baiknya sebelum Anda mengambil keputusa mengacu pada prinsip- prinsip
berikut ini:

  1. Autonomy : Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan anda melakukan eksploitasi
    terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan yang anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang.
  2. Non-malfeasance : Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di
    kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain
  3. Beneficence : Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat?
    Manfaat yang Anda ambil melalui keputusan harus dapatmenjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
  4. Justice : Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk implementasinya.
FUNGSI ETIKA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Fungsi Etika adalah memberikan petunjuk bagaimana manusia bersikap dan berperilaku
sehingga tidak saling merugikan satu dengan yang lainnya. Dalam tindakan
manusia harus saling memperhatikan yang lainnya, karena tindakan manusia
menimbulkan dampak pada kehidupan manusia yang lain. Sebelum
mengambil keputusan tentunya seorang individu dihadapkan pada pilihan pilihan alternatif yang harus dipertimbangkan. Etika dan moral menjadi petunjuk dan pijakan bagiaman individu tersebut mengeksekusi keputusannya.

PENGATRUH ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang etis, yaitu:
  1. Utilitarian, Keputusan-keputusan yang diamabil semata-mata atas dasar hasil atau konsekuensi mereka.
  2. Universalisme (duty), Ini menekankan pada baik buruknya perilaku tergantung pada niat (intention) dari keputusan atau perilaku.
  3. Penekanan pada hak, Kriteria ini memberikan kesempatan kepada individ uuntuk mengambil keputusan yang konsisten.
  4. Penekanan pada keadilan, Ini mensyaratkan individu untuk menegakandan memperkuat aturan - aturan yang adil dan tidak berat sebelah.
  5. Relativisme (self-interest), Ini menekankan bahwa baik buruknya perilaku manusia didasarkan pada kepentingan atau kebutuhan pribadi (self-interestand needs).
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
Beberapa hal kriteria dalam pengambilan keputusan yang etis diantaranya
adalah:
  1. Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang dudukung olehfilsafatabad kesembilan belas ,pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah konseptentang etika bahwa prilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.
  2. Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang indivudu.
  3. Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjagahak-hak yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Beberapa tahap yang menjadi factor keberhasilan sebuah keputusan, diantaranya:
  1. Tahap perkembangan moral, Tahap ini merupakan suatu tahap penilaian (assessment) dari kapasitas seseorang untuk menimbang nimbang apakah secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral seorang berarti makin kurang ketergantungannya pada pengaruh- pengaruh luar sehingga ia akan makin cenderung berperilaku etis.
  2. Lingkungan Organisasi, Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi karyawan mengenai pengharapan (ekspetasi) organisasional.
  3. Tempat kedudukan kendali, Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPUTUSAN YANG ETIS DALAM PERAN MANAGERIAL
Dalam dunia bisnis, terkadang konteks organisasi mempersulit kita untuk bertindak secara etis bahkan bagi orang yang berniat paling baik sekalipun, atau mempersulit orang yang tidak jujur untuk bertindak tidak etis. Tanggung jawab atas keadaan yang dapatmendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak etis jatuh kepadamanajemen bisnis dan tim
eksekutif.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.